Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang dengan kekuatan ekonomi global di Asia. Dengan Produk Domestik Bruto
(PDB) yang telah menembus angka US$ 870 miliar di tahun 2014, Indonesia telah
menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Dengan resistensinya
terhadap krisis keuangan global dibanding negara-negara tetangga, perekonomian
Indonesia tumbuh sebesar 5% di tahun 2014 dan menjadikannya sebagai “Negara
dengan perekonomian paling stabil selama lima tahun terakhir” oleh
publikasi terkemuka dunia The Economist.
Indonesia telah tumbuh sebesar 6,2% di
tahun 2012 dan di tahun 2014, pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat diharapkan
akan dapat mencapai angka 5,8–6,2%. Ekspansi ekonomi berikutnya diharapkan
dapat mencakup pertumbuhan yang lebih inklusif dengan angka PDB per-kapita yang
diharapkan dapat tumbuh sebanyak 4 kali lipat di tahun 2020, berdasarkan
laporan Standard Chartered Report.
Salah satu faktor kesuksesan ekonomi Indonesia dipicu oleh pertumbuhan kelas menengah and pertumbuhan ekonomi makro yang stabil. Indonesia kini termasuk di dalam negara MINT (Mexico, Indonesia, Nigeria and Turki), yakni negara-negara dengan perekonomian paling menarik bagi investor jangka panjang karena karakteristik demografis-nya.
Rasio hutang terhadap PDB Indonesia telah turun secara stabil dari 83% di tahun 2001 menjadi kurang dari 26% di akhir tahun 2013. Nilai terendah di antara-antara negara ASEAN, selain Singapura yang tidak memiliki hutang pemerintah.
Sebagai hasilnya, Indonesia terus mendapatkan pemberitaan yang positif. Pemberitaan tersebut mencerminkan ketahanan Indonesia dalam menghadapai krisis keuangan global, meningkatkan angka penilaian terhadap pemerintahan dan kredit eksternal, juga kemampuannya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul akibat perubahan-perubahan yang terjadi di panggung politik dalam negeri.
Salah satu faktor kesuksesan ekonomi Indonesia dipicu oleh pertumbuhan kelas menengah and pertumbuhan ekonomi makro yang stabil. Indonesia kini termasuk di dalam negara MINT (Mexico, Indonesia, Nigeria and Turki), yakni negara-negara dengan perekonomian paling menarik bagi investor jangka panjang karena karakteristik demografis-nya.
Rasio hutang terhadap PDB Indonesia telah turun secara stabil dari 83% di tahun 2001 menjadi kurang dari 26% di akhir tahun 2013. Nilai terendah di antara-antara negara ASEAN, selain Singapura yang tidak memiliki hutang pemerintah.
Sebagai hasilnya, Indonesia terus mendapatkan pemberitaan yang positif. Pemberitaan tersebut mencerminkan ketahanan Indonesia dalam menghadapai krisis keuangan global, meningkatkan angka penilaian terhadap pemerintahan dan kredit eksternal, juga kemampuannya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul akibat perubahan-perubahan yang terjadi di panggung politik dalam negeri.
§ Fitch Ratings: Indonesia
mendapat sovereign credit rating level BBB- dengan
outlook Stable.
§ Rating and Investment Information, Inc: Indonesia mendapat sovereign
credit rating level BBB- dengan outlook Stable.
§ Japan Credit Rating Agency, Ltd: Indonesia's foreign
currency long-term senior debt mendapat peringkat BBB- dengan outlook
Stable.
§ S&P: Indonesia medapat sovereign
credit rating BB+ level untuk jangka panjang dengan outlook Positive.
§ Moody’s Investors Service: meningkatkan rating foreign
and local-currency bond menjadi Baa3 dengan outlook Stable.
Sumber:
Bank Indonesia (2015)
0 komentar:
Posting Komentar